Persiapan Outbound, Dikwal VI (Rindam IV Diponegoro)
Tahun 2005, mbak saya "memaksa" saya untuk mengenakan rok dengan membelikan saya rok baru dengan merek Kurnia. Rok itu masih ada sampai sekarang... Awal-awal rasanya ndak nyaman, karena bagi saya dulu, celana jeans (gak ketat yaaaa) adalah pakaian paling nyaman seduuuuunia :D. Lalu pengetahuan mengajarkan saya bahwa bukan begitu seharusnya wanita berpakaian. Kalau tidak salah, sejak semester tiga, saya sudah menggunakan rok setiap keluar rumah, plus jilbab yang at least menutup dada dan kaos kaki. Rasanya memang lebih nyaman...
Dua minggu yang lalu saya ikut PraJab di tempat kerja, atau Pendidikan Awal (DikWal). Pendidikan di daerah kekuasaan TNI AD membuat saya terlihat "aneh" jika harus menggunakan rok setiap saat. Sebelum berangkat sudah tanya-tanya, boleh gak ya pakai rok,.. karena saya ndak ada niat pake celana blassss.... Setelah sampai sana, minta ijin ke Komandan disana (KaOpJar) dan diijinakan :D. Tidak berhenti disitu :D, ijin juga menyangkut jilbab saya yang walaupun tak sepanjang akhwat lain hehehehe,... saya julurkan menutup jilbab (tidak dimasukkan ke dalam pakaian). Daannnn diijinkan.... Alhamdulillahhh.... ya, walaupun pakai baju itu hak azazi tapi tak ada salahnya minta ijin,.. dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung :).
Pada prakteknya, selama dua minggu,... saya ingat betul, ada empat tentara yang menanyakan "fashion" saya yang menurut mereka aneh. Intinya begini.... "kenapa jilbabnya ndak dimasukkan?" , "maaf lho yaa,.. saya klarifikasi dulu, ada aturannya ya jilbab harus begitu?", "kayaknya lebih rapi kalau jilbabnya dimasukkan, kan bajunya juga ada kerahnya", "eh mba, kalau jilbabnya dimasukkan lak gak papa to?", hehe,.. itu yang jilbab, atau yang rok "kenapa ndak pakai celana? ndak cukup?", "celananya mana? bisa outbound pakai rok?", "kenapa pakai rok?", "gak ganti celana aja mbak?" daaaannnnn masi banyak lagi,... itu baru dari pelatih, belum dari temen dikwal yang juga tanya,.. "gak sumuk ta yu;?", "gak ribet ta yul?" dan lain lainnn,... heheeeeeh....
Sampai pada akhirnya seorang teman bertanya, "kenapa sih yul, gak mau pakai celana?"
hehehehe,... Didunia ini, manusia sering kali tergoda dan tergelincir, oleh karenanya perlu pegangan dan penjagaan agar tak salah arah. Saya memang bukan akhwat yang saklek dan memakai jilbab panjaaannnggg,.... cukup rok dan jilbab yang menutup dada dan tidak membentuk, bagi saya,.. sudah syar'i :). Orang itu (terutamanya saya) akan mudah mendobrak sebuah kebiasaan baik jika mencoba-coba melepas kebiasaan baik itu sebentaaarrrr saja. contohnya kalau lagi diet, sudah susah susah membiasakan diet makan tanpa nasiii,.. sekali tergoda nasi, selamanya akan susah untuk kembali diet (pengalaman qeqeqeqeqe). Sama halnya dengan jilbab dan rok saya,... rok saya, lebih dari sekedar pakaian bagi saya. Ia adalah penjaga saya, ia adalah pengontrol tingkah laku saya, ia sebagai pencintraan saya sebagai muslimah. Seorang muslimah haruslah berpakaian seperti muslimah, tidak menyeruapai laki-laki dan menggunakan jilbab dengan benar. sSedih liat jaman sekarang banyak syiar Hijab, tapi lebih mementingkan "fashion dan gaya" dan pemakaiannya salah kaprahhhh..... mau mengingatkan juga susah,... :(
Jadi, intinya,.. biasakanlah hal-hal baik dalam diri anda, jangan biarkan ia lepas walau hanya sedetik. Karena sekali anda mencoba untuk melepasnya, besar resiko untuk anda tidak terbiasa lagi... jawaban saya pada teman saya adalah "yaaa,... ingin menjaga aja sih mba,.. hehehe", saya tidak memungkiri saya banyak tergelincir, tapi selalu ada hal-hal yang membuat saya terjaga dan mengingatkan... sebagai sebuah kontrol diri, salah satunya adalah bagaimana saya berpakaian :). Kayak pepatah jawa "Ajining raga ana ing Busana" hehehehe,...
Rok saya, lebih dari sekedar fashion :)
***ditulis pada saat saya seharusnya koreksi proposal PKM mahasiswa :D
2 komen:
nah, berproses untuk minimal bisa seperti mba' nya...
I am not sure.... :)
I'll never be like her,...
me is me :)
Post a Comment